WahanaNews-NET | Mistletoe kerap diasosiasikan dengan momen-momen romantis. Sayangnya, tanaman ini ternyata bersifat parasit yang menyerang pohon hidup lain.
Mistletoe di beberapa kebudayaan kerap digunakan untuk dekorasi pintu dan rumah ketika Natal. Phoradendron, salah satu genus mistletoe yang sering digunakan untuk mendekorasi pintu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani untuk "pencuri dari pohon".
Baca Juga:
Awali Era Baru AI Screen, Samsung Luncurkan Neo QLED, MICRO LED, OLED dan Layar Lifestyle di CES 2024
Masih satu keturunan dengan kayu cendana, mistletoe diketahui memiliki ribuan spesies yang tersebar secara global. Jika cendana menanamkan akarnya sendiri ke akar pohon lain untuk mencuri nutrisi, mistletoe melakukan akasi parasitisme yang berbeda.
Mistletoe menambatkan dirinya ke dahan pohon, sehingga mendapatkan energi dari Matahari dan inang pohonnya. "Mistletoe adalah hemiparasit - tanaman semi-parasit," kata Allison Watkins, ahli hortikultura dari AgriLife Extension, seperti dikutip dari Phys.
"Tanaman itu membuat makanannya dari fotosintesis, tetapi akarnya tumbuh menancap ke pohon inang, menyedot air dan mineral dari getahnya," tambahnya.
Baca Juga:
Kemenkominfo Bangun 4.990 BTS 4G di 3T dalam 4 Bulan
Mistletoe bisa berhasil dengan metode hidup tersebut berkat evolusinya menghasilkan biji lengket yang dikemas dalam buah beri lezat yang dimakan oleh burung. Dilapisi zat bening bernama viscin, biji yang lengket tersebut bahkan tetap utuh dalam feses burung.
Jika seekor burung yang memakan beri ini hinggap dan membuang kotoran di sebuah pohon, maka biji tersebut akan masuk menempel ke pohon dan mengklaim pohon ini menjadi inang barunya.
Tak hanya dengan metode tersebut, biji atau benih lengket ini juga dapat menempel di kaki, paruh, dan bokong burung, sehingga ketika dia mencoba membersihkan bagian tersebut ke batang pohon, biji juga dapat menemukan inang barunya.