WahanaNews NET | International Monetary Fund (IMF) mengatakan krisis kesehatan karena Covid-19 akan memiliki dampak berkepanjangan atau scarring effect. Pasalnya akan bertahan lama pada ekonomi dan kelompok rentan sehingga kalibrasi kebijakan sangatlah dibutuhkan.
Deputi Pertama Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Geoffrey Okamoto optimistis kalibrasi kebijakan yang dilakukan secara tepat melalui Presidensi G20 Indonesia akan mampu mengeluarkan global dari dampak krisis pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Ngeri, Di Hari Kemerdekaan AS Ramai Penembakan Massal Bunuh Warga
“Saya optimistis dan percaya bahwa masa depan akan cerah. Tetapi tidak berarti kita tidak siap untuk hasil yang berbeda,” katanya, Jumat (10/12/2021).
Terlebih lagi, varian Delta yang belum mereda ditambah dengan kemunculan varian Omicron semakin menciptakan ketidakpastian terhadap Covid-19 yang menjadi lebih agresif.
Tak hanya itu, dampak berupa tekanan inflasi dapat menyebabkan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat di negara maju sehingga memperketat kondisi keuangan global terutama kepada emerging market dan negara berkembang.
Baca Juga:
PM Inggris Katakan China Ancaman Terbesar Bagi Ekonomi Dunia
Pembuat kebijakan di negara berkembang pun juga menghadapi tantangan yang sulit karena Covid-19 tidak hanya menekan dari sisi kesehatan namun juga ekonomi.
Oleh sebab itu, ia menegaskan Presidensi G20 Indonesia dapat menjadi wadah untuk mengkalibrasi kebijakan bersama sehingga mendorong terwujudnya pemulihan.
“Itu sebabnya IMF terlibat dengan negara-negara anggota G20 untuk benar-benar menemukan di mana pendekatan kebijakan dibutuhkan,” ujarnya.
Okamoto juga memastikan IMF akan turut berperan untuk membantu negara-negara untuk keluar dari krisis pandemi dan mencegah terjadinya risiko penurunan ekonomi lebih dalam.
“Mereka (negara berkembang) terlibat dengan G20, IMF dan lembaga lainnya. Itu akan bermanfaat bagi mereka saat mereka menavigasi apa yang tersisa dan apa yang terjadi pada 2022,” katanya. [Tio]