WahanaNews-NET | Panel kementerian kesehatan Jepang menyetujui pil aborsi pertama di negara itu, yang akan memberikan alternatif prosedur di tengah seruan untuk kemajuan dalam hak reproduksi wanita dan kesetaraan gender.
Dilaporkan The Japan Times, Kumi Tsukahara, direktur Lembaga Literasi Hak Kesehatan Reproduksi, mengatakan keputusan pelegalan pil aborsi menjadi hal positif karena menyoroti masalah kesetaraan gender, tetapi dia memperingatkan bahwa obat itu mungkin tidak dapat diakses oleh beberapa orang.
Baca Juga:
Harga Beras di Jepang Nyaris Tembus Rp100 Ribu, Stok Langka dan Panic Buying Meluas
Sementara itu Dewan Urusan Farmasi membahas apakah akan menyetujui pembuatan dan penjualan obat tersebut. Paket pil, untuk diberikan di institusi medis, terdiri dari dua jenis obat, mifepristone dan misoprostol, dan dimaksudkan untuk dikonsumsi secara oral dalam sembilan minggu pertama kehamilan.
Pemerintah juga akan bekerja untuk membuat pedoman bagi dokter dan menawarkan informasi publik tentang obat tersebut.
Tsukahara mengatakan pemerintah harus membuat sistem terpisah untuk melatih praktisi medis tentang cara berkomunikasi tentang aborsi tanpa stigma serta untuk menilai risikonya.
Baca Juga:
Liburan ke Bali Makin Mudah, Kolaborasi Indonesia-Jepang Genjot Wisatawan
"Penting bagi mereka untuk membantu pasien memahami apa yang aman dan apa yang tidak, memungkinkan mereka membuat keputusan sendiri," kata Tsukahara.
Pada awal April, kementerian kesehatan mengatakan sedang mempertimbangkan rencana untuk mewajibkan pasien menunggu hingga satu hari di rumah sakit sampai aborsi dikonfirmasi, setelah pemberian pil kedua.
Ini juga berlaku untuk pasien rawat jalan, dengan keputusan diharapkan berlaku untuk waktu yang tidak ditentukan setelah persetujuan untuk paket pil.