Hingga 13 Oktober 2021, kapal tersebut bergerak kembali dengan kecepatan tinggi meninggalkan ZEE Indonesia ke arah Laut Cina Selatan.
"Berdasarkan laman nation.africa pada Oktober 2021, armada kapal tersebut telah dicabut benderanya (delisted) oleh Pemerintah Kenya, sehingga kapal-kapal tersebut saat ini berstatus sebagai kapal stateless," tulis IOJI.
Baca Juga:
Jadwal Baru Ferry Sedanau–Binjai Mei 2025: Cek Tanggal Ganjil dan Genap!
Dihubungi terpisah, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang Kelurahan Bandarsyah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Herman mengatakan hal serupa. Menurutnya, kapal ikan asing yang berada di Laut Natuna Utara mayoritas berasal dari Vietnam.
Ia menyebut, tidak jarang nelayan Indonesia berpapasan dengan kapal ikan asing itu.
"Vietnam paling banyak, kalau Thailand sudah berkurang. Itu posisinya sekitar 60 sampai 100 mil. Nelayan memang sering berpapasan,"kata Herman.
Baca Juga:
Buntut Kehadiran Kapal Ikan Vietnam di Natuna, Bakamla Lanjut Patroli
Herman mengatakan saat ini, patroli pengawasan yang dilakukan sejumlah instansi di Laut Natuna memang sudah intensif. Namun, menurut dia, armada yang ada tidak mampu mengawasi seluruh area.
"Armada pengawas kita kan sedikit. Jadi Vietnam itu dia kucing-kucingan. Seandainya pengawas kita berada di posisi Selatan, mereka bermain di sisi Utara," ujarnya. [jef]