Pada kondisi terparah, tim medis perlu melakukan transplantasi hati demi mencegah kematian.
"Kasus ini bukan disebabkan Hepatitis A, B, C, dan E. Penyakit ini menyerang anak-anak di bawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah 5 tahun," kata Hanifah seperti dikutip Antara.
Baca Juga:
Pasien Keluhkan Pelayanan Buruk, Begini Respons Direktur RSUD Thomsen Nias
Hepatitis akut bergejala berat disebut misterius karena faktor pemicu penyebabnya belum diketahui.
Selain itu, gejala berat yang timbul datang dalam waktu bersamaan dan cepat.
"Hepatitis akut sebetulnya ada banyak di Indonesia, tapi khusus Hepatitis akut berat ini belum tahu penyebabnya," katanya.
Baca Juga:
Alkes akan Digeser ke RSUD Pratama Nias Barat, RSP Lologolu di Ujung Tanduk?
Ia juga menyampaikan beberapa upaya pencegahan untuk menghindari penyakit hepatitis akut di antaranya mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan makanan dan minuman, tidak berbagi alat makan maupun minum dengan orang lain, dan hindari kontak dengan pasien.
"Pada umumnya sama seperti pencegahan Covid-19, 3M (menjaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan)," katanya.
Jika menemukan gejala yang spesifik, kata Hanifah, maka pasien perlu segera dibawa ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk mendeteksi secara spesifik gejala yang dialami. [Tio]