WahanaNews.net | Rudah yang diluncurkan oleh milisi Houthi meluluhlantakan sebuah masjid dan sekolah agama di Marib, Yaman. Setidaknya sebanyak 29 orang dilaporkan meninggal.
"Lagi-lagi milisi Houthi dukungan Iran menargetkan daerah pemukiman di distrik Al-Juba, Marib, dengan dua rudal balistik buatan Iran yang menghantam masjid dan Dar Al-Hadith (sekolah agama) di daerah yang padat dengan penduduk Al-Amoud dan pengungsi dari luar distrik (IDP), mengakibatkan kematian 29 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak," tutur Menteri Komunikasi Yaman Moammar Al-Eryani dalam akun Twitternya pada Senin (1/11).
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
"Pembantaian mengerikan ini masuk dalam serangkaian pembunuhan warga sipil yang dilakukan oleh kelompok teroris militan Houthi di Marib dan Taiz dalam beberapa hari, yang merenggut nyawa perempuan dan anak-anak, dan dengan sengaja mengebom rumah dan masjid, ditengah keheningan internasional yang tidak dapat dipahami dan tidak dapat dibenarkan." Seperti dilansir dari WahanaNews.co, Selasa (02/11/2021).
Kantor Gubernur Marib mengatakan, sebanyak dua rudal balistik digunakan dalam serangan yang terjadi pada Minggu (31/10) malam. Namun, Houthi tidak memberikan pernyataan bertanggung jawab langsung akan serangan ini.
Sebelumnya, Yaman juga sempat mengalami ledakan di di dekat pintu masuk ke bandara internasional Aden, Yaman, pada Sabtu (30/10). Seorang pejabat bandara mengatakan sebuah truk kecil meledak di gerbang luar bandara.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Seorang pejabat lokal dan dua sumber keamanan mengatakan truk kecil yang meledak itu tengah membawa produk minyak mentah ketika insiden terjadi.
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak berwenang terkait apakah insiden itu merupakan penyerangan atau kecelakaan.
Yaman sendiri tengah dilanda perang dan krisis ekonomi. Pemerintah Yaman kini sedang dilanda perebutan kekuasaan oleh kelompok Houthi. PBB menilai kondisi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar saat ini, dengan 16 juta orang mengalami kelaparan.
Sebelumnya, pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi sempat membantu pemerintah Yaman pada Maret 2015. Bantuan ini dikerahkan sebab Houthi, yang didukung Iran, menyingkirkan pemerintahan Yaman yang didukung oleh Arab Saudi dari ibukota Sanaa pada 2014 lalu.
Kubu Houthi beranggapan bahwa pihaknya tengah melawan sistem pemerintahan yang korup dan agresi militer dari luar negeri.
Pada Oktober lalu, kubu Houthi juga mengklaim kelompoknya berhasil menguasai beberapa wilayah kaya energi di Shabwa dan Marib. Pencapaian ini membuat upaya perdamaian yang tengah diusahakan pihak internasional akan sulit didapatkan. [nik]