WahanaNews NET | Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut menanggapi rencana penggunaan sistem e-voting dalam pemilihan umum.
Ganjar berpendapat semua cara bisa dilakukan, yang paling penting soal kepercayaan.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Hal itu diungkapkan Ganjar, usai meresmikan Sanggar Kagama Bali serta berdiskusi dengan komunitas dan pegiat sosial Bali, Sabtu (26/3/2022).
Penggunaan sistem e voting, menurut Ganjar hanya persoalan mau atau tidak.
"Sebenarnya mau coblos mau centrang mau e-voting itu kita trust apa nggak, kan kita pernah coblos, pernah ganti centang, balik coblos lagi kan. Ini soal trust aja," ujar Ganjar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 26 Maret.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Di beberapa daerah, Ganjar mengatakan, sudah ada yang pernah mencoba sistem e-voting. Ganjar mencontohkan pemilihan kepala desa di Bali pernah menggunakan sistem e-voting.
"Jadi artinya ini soal trust aja. Ketika kemudian trust dan menjadi keputusan, tinggal disiapkan sarana prasarananya dan sistemnya betul-betul terjaga," katanya.
Sambil menyiapkan, lanjut Ganjar, pemerintah bisa menggandeng para ahli untuk meriset. Apakah memang bisa dilakukan e-voting atau tidak.
Apalagi, kata Ganjar, Indonesia terdiri dari ragam perbedaan.
"Udah deh itu kan soal intensinya aja. Kalau intensinya itu memang mau memilih dengan coblos ya coblos, yang suka centang centang, yang pakai e-voting e-voting, kenapa tidak. Kenapa harus satu kan kita beda-beda,” ujarnya.
Ganjar mengatakan, soal cara pemilihan ini hanya butuh rasa kepercayaan. Sejalan dengan kepercayaan itu, kata Ganjar, infrastrukturnya bisa disiapkan.
"Bukan soal setuju atau tidak, kita tuh percaya apa nggak. Ada yang (infrastrukturnya) bisa siap, ada yang belum. Maka kalau kita soal memilih itu tinggal kita dorong saja, kalau menurut saya macem-macem bisa nggak harus seragam," tandasnya. [Tio]