WahanaNews NET | Enam perusahaan yang tergabung dalam BUMN Klaster Pangan resmi dilebur menjadi 3 perusahaan.
Akta penandatangan penggabungan keenam perusahaan itu dilakukan pada Kamis (02/12/2021).
Baca Juga:
ASDP Raih Gold Award di Ajang Indonesia Human Capital Award X 2024
Melalui penandatanganan tersebut, PT Bhanda Ghara Reksa resmi melebur ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Perikanan Nusantara bergabung ke PT Perikanan Indonesia, dan PT Pertani melebur ke PT Sang Hyang Seri.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala N. Mansury mengatakan penggabungan BUMN ini merupakan momentum penting menuju holding BUMN Pangan. Salah satu proses menuju holding pangan adalah merger dari 6 BUMN Pangan menjadi 3 BUMN Pangan.
“Kita Bersama-sama telah menyaksikan penggabungan BUMN Pangan dan berkomitmen bahwa merger dari 6 BUMN Pangan menjadi 3 BUMN Pangan merupakan bagian dari rangkaian besar proses pembentukan Holding BUMN Pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui revitalisasi, penyegaran serta peningkatan kinerja yang ada di BUMN Pangan,” jelas Pahala, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (03/12/2021).
Baca Juga:
PLN Sumedang Dukung Pertumbuhan Ekonomi dengan Realisasi Tambah Daya di Sektor Industri Selama Lima Tahun Kepemimpinan Erick Thohir
Pahala menyebut tujuan dari pembentukan holding pangan melalui fase penggabungan BUMN Pangan ini adalah bagaimana pemerintah bisa meningkatkan inklusivitas hingga melakukan pemberdayaan nelayan, petani, dan peternak.
Menurutnya, upaya ini bukan sesuatu hal yang tidak mungkin karena penerapan teknologi yang baik dan peningkatan produktivitas bakal berdampak terhadap kesejahteraan para petani dan nelayan.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi menambahkan penggabungan BUMN Pangan merupakan fase kedua menuju Holding BUMN Pangan.
Ia menyebut PT Rajawali Nusantara Indonesia sudah dipersiapkan Kementerian BUMN sebagai induk Holding BUMN Pangan.
“Penggabungan BUMN Pangan akan memperkuat ekosistem end to end pangan, mulai hulu sektor pertanian, perikanan, peternakan, garam dan di hilir perdagangan dan logistik Indonesia,” terang Arief. [Tio]