WahanaNews.net | Bos besar Facebook, Mark Zuckerberg, disebut kehilangan US$ 7 miliar atau setara Rp 99,8 triliun setelah WhatsApp, Facebook dan Instagram mengalami down sejak Senin (4/10/2021) malam.
Hal ini juga menyebabkan posisinya dalam daftar orang terkaya di dunia turun peringkat.
Baca Juga:
Tragis! Suami di Serdang Bedagai Tikam Istri Saat Live Karaoke di Facebook hingga Tewas
Masalah yang dialami Facebook, WhatsApp, dan Instagram beberapa jam telah mengurangi harta kekayaan pribadi Mark Zuckerberg.
Perusahaan pengukuran iklan, Standard Media Index, memperkirakan, Facebook kehilangan sekitar US$ 545 ribu atau setara Rp 7,7 miliar per jam selama gangguan itu terjadi.
Saham Facebook pun anjlok sekitar 5 persen.
Baca Juga:
Iklan Aplikasi AI di Facebook Merebak, Waspada Akun Bisa Dicuri
Saat ini, Mark Zuckerberg turun ke posisi enam dengan harta kekayaan sejumlah US$ 120,9 miliar, seperti dikutip dari WahanaNews.co.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, ia sempat menempati posisi kelima dalam daftar orang terkaya di dunia dengan harta senilai US$ 121,5 miliar atau turun US$ 366 juta.
Menurut sebuah laporan DownDetector, gangguan pada platform media sosial milik Mark Zuckerberg itu telah terjadi di berbagai negara Eropa, Asia, Amerika Latin, dan Amerika Utara.
Selain itu, mereka juga sedang mengumpulkan gelombang investigasi di sekitar jejaring sosial.
Meski demikian, Facebook bersama dengan layanan Instagram dan WhatsApp mulai pulih sejak Selasa (5/10/2021) pagi.
"Kepada komunitas besar orang dan bisnis di seluruh dunia yang bergantung pada kami: kami minta maaf. Kami telah bekerja keras untuk memulihkan akses ke aplikasi dan layanan kami dan dengan senang hati melaporkan bahwa mereka telah kembali online sekarang. Terima kasih telah mendukung kami," kata Facebook, dikutip Selasa (5/10/2021) pagi.
Setelah pengumuman itu, beberapa pengguna Facebook mulai mendapatkan kembali sebagian akses ke tiga aplikasi tersebut.
Aplikasi Facebook mengalami gangguan selama beberapa jam pada Senin (4/10/2021) malam.
Cloudflare, sebuah perusahaan keamanan situs web, mengatakan, itu terjadi akibat masalah perutean lalu lintas.
Masalah itu membuat situs tidak dapat dijangkau oleh jutaan pengguna. [jef]