WahanaNews NET | Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan soal kelangkaan minyak goreng atau migor yang terjadi di pasar tradisional maupun modern.
Hal itu disebut karena adanya oknum-oknum penimbun bukan karena kurang pasokan dari produsen Crude Palm Oil/CPO.
Baca Juga:
Sebelum Ditangkap Hakim Djuyamto Titipkan HP-Uang ke Satpam PN Jaksel
"Terdapat temuan Satgas Pangan ada oknum-oknum yang sengaja menimbun produk minyak goreng dan tidak mendistribusikannya ke pasaran. Oleh karena itu teman-teman beserta tim Satgas pangan kabupaten kota dan provinsi sedang melakukan langkah-langkah evaluasi tersebut,"kata Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag I G Ketut Astawa dikutip dari Antara, Rabu (2/3/2022).
"Kalau kita lihat data yang ada komitmen dari produsen CPO itu sudah mencapai 351 juta liter selama 14 hari, kebutuhan kita selama per bulan sebenarnya berkisar antara 279 sampai 300 juta liter," tambahnya.
Dia mengatakan, seharusnya pasar dalam negeri kebanjiran produk minyak goreng dalam jangka waktu sebulan.
Baca Juga:
Sumber Dana Rp60 Miliar Terkait Imbalan Vonis Lepas Didalami Kejagung
Namun, yang terjadi justru sebaliknya, ketersediaan produk minyak goreng masih sedikit di pasaran.
Selain itu, Ketut juga menuturkan, bahwa masih ada masyarakat yang membeli minyak goreng dalam jumlah lebih besar dari kebutuhan biasanya sehingga menyebabkan stok menipis.
Akibatnya masyarakat lain tidak kebagian produk.