WahanaNews.net | Aplikasi pesan Telegram memperoleh lebih dari 70 juta pengguna baru selama Facebook padam (down) pada Senin (4/10/2021).						
					
						
						
							Kabar itu diungkapkan pendiri Telegram, Pavel Durov, pada Selasa (5/10/2021).						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									IPO Spektakuler Insta360, Liu Jingkang Cetak Kekayaan Rp44 Triliun Sebelum Usia 35
								
								
									
										
									
								
							
						
						
							Akibat Facebook down, orang-orang di seluruh dunia tanpa layanan pesan utama selama hampir enam jam.						
					
						
						
							Facebook menyalahkan pemadamannya pada perubahan konfigurasi yang salah.						
					
						
						
							Kendala itu membuat 3,5 miliar pengguna tidak dapat mengakses layanan seperti WhatsApp, Instagram, dan Messenger.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Heboh di Pidie Jaya: Kepala SPPG Jadi Korban Penganiayaan Wakil Bupati
								
								
									
								
							
						
						
							“Tingkat pertumbuhan harian Telegram melebihi norma dengan urutan besarnya, dan kami menyambut lebih dari 70 juta pengungsi dari platform lain dalam satu hari,” ungkap Durov di saluran Telegram-nya.						
					
						
						
							Durov mengatakan, beberapa pengguna di Amerika Serikat (AS) mungkin mengalami kecepatan yang lebih lambat, karena jutaan orang bergegas mendaftar pada saat yang sama, tetapi layanan itu bekerja seperti biasa untuk sebagian besar pengguna.						
					
						
						
							Ketua antimonopoli Uni Eropa, Margrethe Vestager, mengatakan, pemadaman tersebut menunjukkan dampak dari hanya mengandalkan beberapa pemain besar media sosial dan menggarisbawahi perlunya lebih banyak persaingan.						
					
						
							
						
						
							Rusia mengatakan, insiden itu menunjukkan Moskow benar untuk mengembangkan platform internet dan jejaring sosialnya sendiri.						
					
						
						
							“Pemadaman WhatsApp selama hampir enam jam pada Senin memukul perdagangan aset dari cryptocurrency hingga minyak Rusia,” ungkap para pelaku pasar, meskipun pergeseran cepat ke platform alternatif seperti Telegram membatasi gangguan parah tersebut. [jef]