WahanaNews-NET | Riset Euromonitor bertajuk "Top 100 Retailers in Asia 2022" mengungkap bahwa Shopee berhasil menjadi ‘Raja Ritel Asia Tenggara’, setelah menduduki posisi teratas dari daftar 20 perusahaan ritel terbesar di Asia Tenggara.
Shopee dilaporkan berhasil menorehkan nilai penjualan sebesar 16,06 miliar dolar AS atau sekitar Rp240,5 triliun, memimpin di atas Tokopedia yang berada di posisi kedua (12,88 miliar dolar AS atau sekitar Rp192,8 triliun), Alibaba Group di posisi keempat (8,09 miliar dolar AS atau sekitar Rp121,1 triliun), dan PT Sumber Alfaria Trijaya, induk perusahaan Alfamart yang menempati posisi kelima (6,68 miliar dolar AS atau sekitar Rp100 triliun).
Baca Juga:
Brand Batik Tradisional Asal Bandung, Dama Kara Sukses Berjualan Lewat Shopee Live, Berdayakan Difabel!
Euromonitor mengatakan, predikat tersebut dicapai berkat suksesnya pendekatan berbeda untuk setiap negara atau dengan kata lain penerapan strategi lokalisasi, yang bertujuan untuk dapat memasarkan produk sesuai dengan selera dan preferensi konsumen dalam wilayah yang lebih spesifik untuk memaksimalkan penjualan.
Strategi tersebut kemudian diterapkan Shopee melalui tiga program yakni pendampingan bagi penjual melalui Bimbel dan Kampus UMKM, Kampanye Tematik yang disertai voucher gratis ongkos kirim, serta kelengkapan fitur penjualan yang memudahkan pengguna dan penjual dalam bertransaksi.
Shopee paham bahwa pelatihan keterampilan digital masih perlu dilakukan dengan sistem tatap muka untuk membantu penjual di berbagai daerah di Indonesia dengan kemampuan yang berbeda agar bisa naik kelas. Solusinya, Shopee membuka program Bimbel Shopee dan Kampus UMKM Shopee di berbagai daerah.
Baca Juga:
Uang Palsu Beredar di E-commerce, Bank Indonesia Buka Suara
Untuk pembeli di Indonesia yang peka terhadap harga, Shopee juga kerap memberikan berbagai penawaran menarik lewat kampanye tematik seperti 9.9 Super Shopping Day dan Big Ramadan Sale.
Kampanye Tematik merupakan senjata unggulan dari Shopee yang dihadirkan untuk pengguna baik penjual maupun pembeli di setiap bulan. Bahkan, riset dari lembaga penelitian IPSOS tahun 2023 menunjukkan bahwa Kampanye Tematik merupakan salah satu faktor utama yang membuat Shopee menjadi pilihan utama para pengguna.
Shopee juga terus memberikan dukungan tambahan berupa promosi Gratis Ongkir dan Badai Voucher yang membantu meningkatkan transaksi di toko Penjual dengan menambah traffic pembeli dan meningkatkan konversi ke penjualan.
Dampak strategi lokalisasi untuk UMKM
Toko online Batik Ruzza menjadi salah satu UMKM yang merasakan dampak positif dari strategi lokalisasi yang diterapkan oleh Shopee. Batik Ruzza sendiri telah bergabung di Shopee sejak tahun 2015.
Pemilik Batik Ruzza, Arif Budiyanto, mengatakan bahwa awal mula ia mengunduh Shopee adalah untuk berbelanja. Namun pada akhirnya, dia mencoba mengembangkan bisnis batik secara digital di Shopee.
Pada masa awal Batik Ruzza berjualan di Shopee, Arif diberikan pendampingan dan edukasi dalam memahami berbagai fitur-fitur di aplikasi Shopee oleh tim komunitas melalui program Bimbel Shopee.
Setelah memahami fitur tersebut, penjualan Batik Ruzza terus meningkat dan pembeli semakin percaya dengan produk jualannya. Arif pun mengaku bersyukur dengan adanya pendampingan dari Bimbel Shopee.
"Jadi memang kenapa saya sampai sekarang tetap berjualan di Shopee karena ada koneksi antara penjual dan Shopeenya melalui Bimbel Shopee dari rekan-rekan tim Shopee yang memang suka membimbing dan menerima keluhan-keluhan saya untuk penjualan,” kata Arif, Kamis.
Nyaris setiap bulan, Arif juga mengikuti Kampanye Tematik yang diadakan oleh Shopee. Omzet terbesarnya ia dapatkan setiap kampanye di bulan Ramadhan.
“Yang paling utama itu Kampanye Bulan Ramadhan, penjualan kami (Batik Ruzza) bisa melonjak berkali-kali lipat sampai kehabisan stok," ujar Arif.
Selain itu, kata Arif, Batik Ruzza juga mengikuti kampanye tanggal kembar dan flash sale yang menurutnya sangat membantu meningkatkan traffic dan penjualan toko.
"Saya pernah kelupaan dan enggak sempat ikut (flash sale dan tanggal kembar), ya hasilnya memang ada penurunan di penjualan, dan cukup terasa,” imbuhnya.
Merintis bisnis sejak tahun 2015, telah mengasah kecakapan Shopee dalam memahami kebutuhan para pelanggan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kesuksesan Batik Ruzza dalam mengembangkan bisnis online menjadi bukti berhasilnya strategi lokalisasi yang diterapkan oleh Shopee.
Produk dan jasa yang telah disesuaikan dengan pangsa pasarnya di Asia Tenggara, terutama di Indonesia tidak hanya menobatkan Shopee sebagai marketplace pilihan masyarakat Indonesia, namun juga berhasil membawa platform marketplace oren ini ke posisi puncak di Asia Tenggara.[zbr/Antara]