WahanaNews-NET | Produsen mobil General Motors (GM) telah mengakuisisi Algolion, sebuah perusahaan rintisan asal Israel yang mengembangkan perangkat lunak untuk mendeteksi potensi kebakaran pada baterai di mobil listrik.
Dikutip dari Tech Crunch pada Sabtu (01/07/23), isi kesepakatan antara GM dan Algolion belum diungkap, namun pihak GM mengatakan enam pegawai Algolion, termasuk para pendirinya, akan tetap berdomisili di Israel dan bergabung bersama 850 pegawai Pusat Teknis GM di Herzliya, Israel.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Rencana PLN Ubah Tiang Listrik Jadi SPKLU, Utamakan Keselamatan Masyarakat
Perusahaan rintisan berusia sembilan tahun yang didirikan oleh Niles Fleischer dan Alex Nimberger itu mengembangkan perangkat lunak yang menggunakan aliran data dari sistem manajemen baterai mobil listrik untuk membantu mengidentifikasi anomali dalam kinerja sel baterai.
Perangkat lunak ini dapat membantu mendeteksi bahaya baterai, termasuk peristiwa perambatan thermal runaway yang menjadi pemicu kebakaran pada baterai.
“Algolion telah mengembangkan perangkat lunak analitis dan prediksi baterai yang akan membantu GM menghadirkan EV dengan performa hebat bagi pelanggan kami,” kata wakil presiden Technology Acceleration and Commercialization, Gil Golan, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Wuling Motors hadirkan layanan “Worry-Free Bersama Wuling EV” untuk atasi kekhawatiran konsumen
Technology Acceleration and Commercialization (TAC) adalah sebuah badan baru yang dibentuk oleh GM untuk mencari inovasi pada teknologi baterai mobil listrik dan TAC dipercaya untuk memimpin proses akuisisi tersebut.
TAC tidak hanya berperan untuk mencari target akuisisi yang potensial, tetapi juga mencari peluang investasi dan kemitraan yang akan memajukan posisi GM dalam pengembangan teknologi baterai listrik.
GM mengatakan perangkat lunak besutan Algolion itu bahkan mampu mendeteksi perubahan kecil yang dapat memengaruhi kesehatan baterai beberapa minggu lebih cepat dibandingkan metode lain.
Sebelumnya GM menarik ribuan mobil listrik Chevrolet Bolt EV karena risiko kebakaran baterai. GM akhirnya menghentikan produksi kendaraan di pabrik perakitan Orion di Michigan, Amerika Serikat itu.
Setelah mendapat laporan lebih dari 18 kasus kebakaran Chevrolet Bolt EV secara global, GM memasok baterai pengganti kepada para diler sehingga para penggunanya dapat menukar baterai yang lama dengan yang baru.[zbr]