WahanaNews NET | Presiden Jokowi mengimbau Indonesia agar terlepas dari mental ‘inlander'.
Hal itu dilakukan, agar warga negara Indonesia (WNI) dihormati oleh warga negara lain.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Saya ingin warga negara kita ini dihormati, dihargai oleh warga negara lain, di manapun WNI kita berada," ucap Jokowi dari kanal Youtube Nasdem TV, Minggu (14/11/2021).
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa mental terjajah atau mental inlander harus segera dihilangkan dari diri bangsa.
"Saya tidak ingin mental inferior, mental inlander, mental terjajah ini masih ada yang masih bercokol di dalam mentalitas bangsa kita," ujar Jokowi.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak 'mengagung-agungkan' saat bertemu dengan orang asing atau bule.
"Ketemu bule saja kaya ketemu siapa gitu, sedih kita. Kita kadang-kadang terlalu mendongak. Wong sama-sama makan nasi juga," kata Jokowi.
Melihat fenomena itu, dia pun menduga ada kaitannya dengan nasib bangsa yang terjajah selama 3,5 abad.
"Memang kita juga sadar bahwa kita telah 350 tahun dijajah, bangsa kita ini. Sehingga kadang-kadang saya berpikir apakah terjajah terlalu panjang ini memunculkan sebuah DNA yang tadi saya sampaikan. Jangan-jangan seperti itu," tutur Jokowi dikutip dari Pikiran Rakyat.
Padahal, Indonesia sudah merdeka selama 76 tahun, dan kemerdekaan itu diraih melalui sebuah perjuangan, bukan diberi.
"Tapi DNA itu yang masih terus menjadi kepikiran saya, jangan-jangan kita memiliki mental inlander, mental terjajah, mental inferior, gara-gara DNA yang diturunkan karena 350 tahun kita terjajah," ujar Jokowi.
Oleh karena itu, dia berharap bangsa Indonesia mulai membangun rasa percaya diri, dan menjadi bangsa pemimpin.
"Oleh sebab itu kita harus membangun rasa percaya diri, rasa optimisme, sebagai bangsa pemimpin. Jangan sampai kita kehilangan orientasi itu," ucap Jokowi. [Tio]