WahanaNews NET | Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik menjadi 11 persen resmi ditetapkan pemerintah per tanggal 1 April 2022 lalu.
Kenaikan PPN ini pun mendapat penolakan dari banyak kalangan termasuk Ketua Partai Garuda Provinsi Papua Barat.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Menurut Ketua Partai Garuda Provinsi Papua Barat Marlina kenaikan tarif PPN dari 10 persen menjadi 11 persen yang bertepatan di bulan Suci Ramadan sangat berdampak kepada ekonomi masyarakat sehari-hari.
“Sekarang rakyat lagi susah dan harga di mana-mana sudah naik. Apalagi isu saat ini minyak goreng sangat langka di pasaran. Jika pun ada minyak goreng, harganya malah selangit,” kata Marlina dalam keterangan tertulisnya dikutip di Jakarta, Selasa (5/4/2022).
Marlina mengakui memang angka kenaikannya terkesan kecil tapi dampaknya kepada ekonomi masyarakat sehari-hari sangat lumayan terasa terutama kepada kebutuhan konsumsi sehari-hari. Bahkan kalau dihitung-hitung, harga kenaikan barang-barang imbas kenaikan PPN ini bisa 4-5 persen.
Baca Juga:
Komitemen Bupati Samosir: Beri Bansos Tahunan untuk Lansia, Anak Terlantar, hingga Disabilitas
Bagi Marlina, kebijakan pemerintah ini bukan kebijakan yang baik untuk semua rakyat Indonesia.
Justru di saat masa pemulihan ekonomi, pemerintah tak seharusnya menaikkan PPN.
Seharusnya pemerintah sadar, jika memang butuh pemasukan tambahan untuk APBN bukan dengan cara membuat kebijakan yang membebani ekonomi masyarakat kecil.
“Tolong jangan membebani rakyat kecil, saya yakin masih banyak cara untuk menambah pendapatan negara dan menggerakkan ekonomi yang tidak menyulitkan masyarakat yang sudah susah,” tegas Marlina.
Oleh Sebab itu, sebagai bagian dari masyarakat, ia berharap agar pemerintah membatalkan kenaikan PPN yang mulai diberlakukan sejak tanggal 1 April 2022 itu. [Red]